Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fungsi dan Cara Kerja Water Temperature Sensor (WTS)

Fungsi dan Cara Kerja Water Temperature Sensor (WTS) - Water temperature sensor (WTS) adalah salah satu sensor yang terdapat di dalam sistem EFI yang memiliki fungsi untuk mendeteksi suhu cairan pendingin di dalam mesin. Dibeberapa kendaraan sensor ini disebut juga dengan Engine Coolant Temperature Sensor (ECTS), ya tentunya Fungsi Engine Coolant Temperature Sensor (ECT) ini sama dengan water temperature sensor (WTS).

Fungsi Water Temperatur Sensor adalah mendeteksi suhu air pendingin

Sejatinya fungsi utama dari sensor adalah untuk "mendeteksi". Karena water temperatur sensor (WTS) ini merupakan sebuah sensor jadi ia mendeteksi setiap perubahan suhu dari air pendingin. Dimana setiap perubahan suhu yang terdeteksi akan diubah menjadi sinyal tegangan untuk kemudian menjadi data input bagi ECU untuk mengkalkulasi. Adanya sensor WTS ini akan membuat ECU dapat mengenali kondisi suhu kendaraan apakah dingin, normal ataupun overheat.

Lalu dimanakah posisi WTS/ECTS di mesin EFI??

WTS/ECTS biasanya diletakan pada blok mesin yang berhubungan langsung dengan jalur sistem pendingin kendaraan. Pada beberapa mobil sensor ini diletakan pada bagian bawah rumah termostat.

Cara pendeteksian dari water temperatur sensor ini menggunakan komponen elektronik berupa thermistor tipe NTC (Negatif Temperature Coeficient).

Apa itu thermistor tipe NTC?

Jadi pertama kalian perlu tahu terlebih dahulu apa itu thermistor. Thermistor adalah singkatan dari Thermal Resistor. 

Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature)

Pada dasarnya penggunaan termistor pada sensor membuat resistansi sensor akan menurun atau meningkat beberapa kali lipat seiring dengan peningkatan temperatur. 

Ada 2 jenis thermistor yaitu tipe Negatif Temperature Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient (PTC), lalu apakah bedanya?

Perbedaan karakteristik Tipe NTC dan PTC dapat digambarkan sebagi berikut

Fungsi dan Cara Kerja Water Temperature Sensor (WTS)

Thermistor NTC

Memiliki nilai koefisien negatif (berbanding terbalik antara tahanan dan temperatur), dimana jika temperatur turun (suhu dingin) maka nilai tahanan nya akan naik dan jika temperatur naik (suhu panas) maka nilai tahanan nya akan turun.

Catatan: Kenaikan dan penurunan tahanan akan mempengaruhi nilai arus yang dapat melewati komponen resistor tersebut

  • Tahanan tinggi membuat arus yang mengalir kecil
  • Tahanan kecil membuat arus yang mengalir besar

Thermistor PTC

Memiliki nilai koefisien positif (berbanding lurus antara tahanan dan temperatur), dimana jika temperatur turun (suhu dingin) maka nilai tahanan nya akan turun dan jika temperatur naik (suhu panas) maka nilai tahanan nya akan naik.

Tentu saja sama seperti tipe NTC Kenaikan dan penurunan tahanan akan mempengaruhi nilai arus yang dapat melewati komponen resistor tersebut. Lalu bagaimanakah cara kerja dari sensor wts?

Cara Kerja Water Temperature Sensor

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa thermistor yang digunakan pada sensor WTS (water temperature sensor) menggunakan thermistor tipe NTC dimana ketika suhu rendah nilai resistansinya akan tinggi dan jika suhu tinggi maka nilai resistansinya akan rendah. Berikut gambar cara kerja dari water temperatur sensor.

Fungsi dan Cara Kerja Water Temperature Sensor (WTS)

Sensor WTS yang terhubung ke ECU akan menerima tegangan referensi/tegangan sumber dari ECU sebesar 5V melalui terminal THW. Tegangan referensi ini akan menjadi acuan dari tegangan output yang akan dihasilkan pada proses ketika sensor mendeteksi adanya perubahan suhu cairan pendingin. Karena sensor ECT ini berupa thermistor maka sensor ini akan mendeteksi perubahan suhu dengan cara menaikan atau menurunkan nilai resistensi/tahanannya. 

Jika suhu cairan pendingin tinggi (naik) maka resistensi/nilai tahanannya akan turun, begitu juga sebaliknya. Perubahan resistensi ini akan merubah nilai pada sinyal tegangan output yang dihasilkan. Dimana selama mesin bekerja tegangan output akan terus menerus berubah dengan menyesuaikan nilai resistensi yang dihasilkan oleh sensor berdasarkan suhu.

Output sinyal WTS (terminal E2) akan dikirim kembali ke ECU dan menjadi sinyal input ECU untuk menjadi data masukan ke aktuator.

Ketika mobil dinyalakan

Ketika mobil dinyalakan WTS akan mendeteksi bahwa suhu air pendingin masih rendah maka thermistor menghasilkan nilai resistansi yang tinggi. Kemudian tegangan output yang dihasilkan akan digunakan oleh ECU untuk mengkalkulasi dan kemudian memberikan sinyal tegangan ke injektor untuk memerintahkan injektor menyemprotkan bahan bakar lebih lama (sehingga bahan bakar yang diinjeksikan lebih banyak).

Pada saat yang sama, ECU juga akan memerintahkan ISC (Idle speed control) untuk menyesuaikan kuantitas udara masuk sehingga AFR tetap mendekati ideal. Pada kondisi ini mobil akan lebih mudah untuk dihidupkan.

Setelah Mesin Panas

Setelah mesin mulai panas temperatur air radiator/cairan pendingin akan naik. Kenaikan suhu ini akan membuat resistansi sensor ECT/WTS akan turun. Tegangan output pada kondisi ini akan masuk ke ECU untuk kemudian ECU mengkalkulasi dan memerintahkan injektor untuk menurunkan durasi penyemprotan, sehingga kuantitas bahan bakar akan turun (bahan bakar yang diinjeksikan lebih sedikit).

Pada saat yang sama ECU juga akan memberikan sinyal ke kipas pendingin. Koreksi yang dilakukan ECU berdasarkan sinyal dari sensor WTS ini akan berlangsung secara terus menerus selama mesin hidup.

Itulah pembahasan singkat mengenai Fungsi dan Cara Kerja Water Temperature Sensor (WTS) Untuk pembahasan lain mengenai cara kerja sensor EFI, kunjungi Ilmuvokasi.com

Post a Comment for " Fungsi dan Cara Kerja Water Temperature Sensor (WTS)"